Well,
apa kabar bray…
Sudah cukup lama sejak tulisan terakhir dan sekarang akhirnya saya kembali bisa menulis disela-sela kesibukan Pre-Departure. Harapan saya, semoga tulisan ini memberi manfaat terutama bagi
para scholarship hunters. Untuk edisi
kali ini, saya akan mengulas beberapa alasan mengapa harus kuliah dengan
pendanaan dari beasiswa. Bagi bray yang belum terpikir untuk mencari beasiswa,
bisa dibaca artikel ini sampai habis.
Kenapa kuliah dengan beasiswa?
.
1.
Kuliah tanpa biaya.
Kecuali bray berasal dari kalangan kaya dengan uang
saku tanpa batas, maka kuliah apalagi di luar negeri benar-benar menguras
kantong sendiri, ortu, dan bahkan sanak saudara. Dalam negeri saja (Pontianak),
biaya kuliah pertahunnya bisa sekitar 10-13 jutaan. Di luar negeri, seperti UK,
bisa 20 kali lipat dari itu. Di university of Leicester, biaya pertahunnya bisa
mencapai 13.500 GBP. Belum lagi ditambah biaya transportasi, akomodasi, dan
makan selama di UK.
Dengan beasiswa, bray tidak perlu lagi memusingkan perkara
pembiayaan. Jika beruntung, semua kebutuhan akan dicukupi. Mulai dari SPP,
akomodasi, makan, asuransi kesehatan, hingga tiket PP ke negara tujuan. Mengapa
saya katakana jika beruntung? Karena memang ada beberapa beasiswa yang cuma
menawarkan pendanaan sebagian saja, misal hanya mengcover SPP saja tidak
termasuk living cost dan asuransi. Sehingga, para awardee mesti mencari dana
tambahan untuk menutupi living cost tersebut. Meskipun begitu tidak jarang pula
yang berbentuk full scholarship. Sehingga, wajib hukumnya untuk tetap cermat
ketika memilih jenis beasiswa yang kita cari. Jangan sampai ketika sudah diterima
malah baru tahu bahwa itu adalah beasiswa tidak penuh (partial). Terkait
jenis-jenis beasiswa, akan saya jabarkan lebih jauh pada tulisan saya yang
lainnya.
2.
Jalan-jalan
gratis ke luar negeri
Bagi para mahasiswa berkantong cekak seperti saya,
sulit rasanya merasakan sensasi nikmatnya jalan-jalan ke negara eropa. Kalaupun
bisa, saya mungkin harus menggadaikan beberapa barang berharga saya. Tapi itu
semua tidak lantas membuat patah semangat. Ada banyak jalan menuju roma. Jika
tidak mampu dengan biaya sendiri, kita bisa memanfaatkan dana beasiswa.
Selama masa kuliah, tentu kita memiliki jeda libur.
Momen ini yang biasanya sering digunakan untuk berlibur. Kita bisa mengunjungi
tempat-tempat bersejarah, taman kota, atau destinasi wisata lainnya. Bagi yang
kuliah di Italia, mungkin bisa merasakan berperahu di kanal Venesia. Untuk
awardee UK, apalagi cowok, rasanya tidak ada yang lebih indah selain menonton
sepakbola tim favorit di kandang kebanggan. Cewek-cewek yang menyukai Korean
POP akan sangat “tersalurka hasratnya” jika bisa pergi dan belajar di negara
ginseng tersebut. Hebatnya lagi, kita tidak perlu merogoh kocek pribadi untuk berlibur
seperti ini, karena normalnya living cost bulanan sudah cukup menutupi
biaya-biaya ini meski dengan syarat berhemat tentunya.
3.
Prestisius
a.
Awardee
Untuk
mendapatkan beasiswa tentu tidak mudah, harus melewati berbagai seleksi dan
mengeliminasi hingga ribuan pelamar lainnya. Tentunya dengan medaftar beasiswa
Bray akan otomatis masuk ke dunia kompetesi. Memang tidak semua beasiswa merit-based. Akan tetapi, berkat
beratnya persaingan ini sehingga ketika lulus justru kita akan memiliki
kebanggaan sendiri. Paling tidak bagi sesama mahasiswa dari Indonesia. Tidak
jarang saya menemukan pelamar yang sebenarnya cukup mampu secara finansial,
namun tetap saja mendaftar beasiswa.
b.
Alumni
Walaupun
tidak mutlak, lulusan luar negeri apalagi dengan beasiswa tak dapat dipungkiri
memilik poin lebih di mata para pemberi kerja. Apalagi jika dibekali dengan
pengalaman kerja yang panjang maka peluag mendapatkan posisi yang lebih baik
semakin terbuka lebar.
4.
Mengaburkan status “pengangguran”
Saya yakin tidak ada satu orangpun yang ingin
menjadi pengangguran. Itu pula yang mendasari para orang tua menguliahi
menguliahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Semuanya demi masa depan
anaknya agar menjadi lebih cerah. Akan tetapi, tidak sedikit pula mahasiswa
yang belum menentukan “mau jadi apa” mereka kelak setelah lulus kuliah.
Padahal, jika terlambat salah-salah cap pengangguran bakal melekat kepadanya.
Umumnya, rencana para fresh graduate setamat
kuliah adalah mencari perkerjaan dan sebagian kecil menikah. Nah, bagi Bray
yang belum punya jodoh untuk dinikahi, dan kebetulan juga belum dapat penggilan
kerja ada baiknya mengikuti saran ini jika tidak ingin disebut sebagai
“pengangguran intelektual”.
Bray bisa melanjutkan studi ke jenjang S2. Namun
demikian, menggunakan rupiah pribadi tentu bukan solusi yang bijak. Di sini,
para penderma beasiswa hadir dengan sosok malaikatnya seolah sedang membawa slogan
mengatasi masalah tanpa masalah. Paling tidak, berburu beasiswa sekarang
bisa Bray masukkan ke dalam daftar alternatif rencana pasca kuliah.
Dari semua yang saya ceritakan diatas, sebenarnya beasiswa tidaklah benar-benar gratis. Ya, memang semua kebutuhan finansial kita
disokong oleh pemberi beasiswa. Namun, ada harga yang tidak bisa dibayang dengan uang.
Ada yang namanya perjuangan yang seolah telah melekat disetiap diri “scholarship
hunter”. Percayalah, bagi mereka yang sudah diterima pasti sudah pernah
mengalami yang namanya kegagalan, satu kali, dua kali, atau bahkan
berkali-kali. Tapi kegagalan tidak pernah dijadikan alasan untuk berputus asa.
Justru, kegagalan itu yang menjadikan mereka lebih baik. Selain itu, ada juga
doa dalam setiap perjuangan. Kita tidak bisa berjuang sendirian tanpa campur
tangan-Nya. Jangan lupa untuk menyerahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa
setelah berjuang. Just do the best, then let the God do the rest.